RSS
Facebook
Twitter

1 October 2015

Tulisan ini adalah tulisan ketika ikut lomba guru Menulis dan alhamdulilah menjadi juara 3 
"Akhir-akhir ini banyak berita yang selalu menyudutkan guru" disela-sela saya mengajar saya mencoba menulis...saya kagum dengan profesi guru sebab profesi ini sangat mulia. Guru bukanlah profesi sembarangan, di tangan mereka lah masa depan murid dipertaruhkan. Mereka adalah orang yang memberi pengetahuan kepada muridnya, andaikan lalai maka murid yang dihasilkan pun produk gagal. Sebaliknya lahir tokoh-tokoh besar dari guru yang luwas keilmuannya.
Mengutip opini Sidharta Susila ketika saya kuliah, guru hadir menyingkapkan tabir gelap para muridnya dengan ilmu dan tubuhnya. Pendeknya, hidup guru adalah lentera bagi para muridnya.
Kemuliaan seorang guru datang karena ia merupakan sosok yang berperan penting dalam membawa masa depan seorang anak didiknya. Tak berlebihan jika Sidharta dalam opininya menyebut guru seperti cahaya kehidupan. Tugas seorang guru mencoba menerangkan kegelapan yang ada, memberi pengetahuan kepada anak muridnya. Selain itu tingkah lakunya menjadi panutan bagi semua orang. Inilah yang menjadi nilai lebih profesi ini dibandingkan dengan profesi lain, benar-benar istimewa bekerja sebagai guru.
Kedudukan guru merupakan kedudukan yang dihormati sebagai pembimbing di dalam bidang-bidang pekerjaan tertentu misalnya sebagai panutan di bidang ekonomi, bidang manajemen, di samping panggilan guru di dalam bidang-bidang tradisional seperti sebutan guru di dalam kehidupan agama.
Di dalam masyarakat Indonesia dikenal pekerjaan guru yang di dalam kehidupan sosial mempunyai kedudukan yang sangat istimewa. Dalam ungkapan yang terkenal "Guru Ratu Wong Atua Karo" menunjukan bahwa profesi guru di dalam masyarakat Indonesia hanya diatasi oleh sang Raja atau Ratu. Pekerjaan guru di dalam masyarakat tradisional Indonesia mempunyai tingkat yang sangat dihormati sebagai pembimbing bangsa, memiliki kemampuan mistik dan pembimbing hati nurani bangsa. Dalam masyarakat modern pun. Guru dalam masayarakat Indonesia masih dianggap sebagai pembimbing moral Bangsa. Kita mengenal ungkapan-ungkapan sebagai "guru bangsa" kepada pemipin kerohanian kita seperti Cak Nur.
Makanya, masyarakat sangat usil suka memonitoring tindak-tanduk guru, mengingatkan agar ia sebagai sang cahaya kehidupan tidak padam. Menurut Komaruddin Hidayat formula klasik tugas sebuah guru adalah mengantarkan hidup seorang anak yang mungkin tidak akan dialami guru. Di tangan guru lah masa depan seorang anak berada, banyak tokoh-tokoh besar di dunia siapapun itu, mereka tidak akan seperti itu kalau bukan didik seorang guru yang hebat. Guru bangga jika melihat anak didiknya melampau capaiannya, karena ia telah berhasil berbuat sesuatu yang berguna bagi semua orang dengan ilmunya.
Ki Hadjar Dewantara salah satu tokoh yang menginspirasi saya untuk tetap ingin menjadi guru. Beliau menampilkan sosok sebagai pejuang yang tidak tunduk pada penjajah sekaligus guru yang idealis. Di Usianya yang genap 40 tahun, Ki Hajar Dewantara mencabut gelar kebangsawanannya dan mengganti nama aslinya Raden Mas Soewardi Soerjaningrat menjadi Ki Hadjar Dewantara. Hal ini dimaksudkan agar beliau dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hati.Pada masa pendudukan Jepang, Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai salah satu pimpinan pada organisasi Putera bersama-sama dengan Ir. Soekarno, Drs. Muhammad Hatta dan K.H. Mas Mansur.Di masa kemerdekaan Ki Hajar Dewantara dingkat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama.
Ia benar-benar merealisasikan profesi guru sebagi profesi yang mulia, mendedikasikan hidupnya demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Mungkin saat ini sulit mencari sosok guru yang dengan ikhlas menjalankan profesinya seperti beliau. Guru bagaimanapun juga akan tetap dibutuhkan masyarakat dan tidak dapat dibuang begitu saja. (H.A.R Tilaar Manifesto Pendidikan)
Karena itu, masyarakat perlu disadarkan bahwa dia mempunyai kewajiban tuntuk memberikan penghargaan yang sesuai dengan profesi guru. Sesuai dengan hal tersebut adalah kwajiban dari profesi guru untuk memberikan pengabdian yang sebaik-baiknya terhadap tuntutan yang diharapkan oleh msyarakat terhadapnya. Lembaga pendidikan di dalam masyrakat modern adalah lembaga yang mengusung cita-cita masa depan dari masyarakatnya. Oleh sebab itu profesi guru merupakan suatu profesi panggilan yang sangat tinggi tanggung jawabnya karena di situlah masyarakat mempertaruhkan harapannya untuk masa depan.
Pendidikan di Indonesia membutuhkan guru yang menghayati tugasnya sebagai suatu panggilan. David Hansen dalam buku, The Call to Teach (1995), menjelaskan dua unsur penting dari panggilan. Yaitu (1) pekerjaan itu membantu mengembangkan orang lain, dan (2) pekerjaan itu juga mengembangkan dan memuhi diri sendiri sebagai pribadi.
Kesehjateraan guru
Guru pun manusia, mereka harus memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papannya. Saya sangat mendukung upaya pemerintah mensejahterakan guru, menjadikan profesi yang mulia ini agar lebih dihargai.
Kalau pendidikan sekolah di Indonesia benar-benar ingin maju. Dibutuhkan guru yang sungguh menekuni pekerjaannya secara professional dan penuh dedikasi. Maka sangat penting arti penghargaan kepada guru. Jika guru tidak dihargai, kemungkinan besar mereka tidak akan bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya. Di sini pemerintah perlu turun tangan mengangkat martabat guru. 
Kita sungguh beruntung dengan lahirnya UU no 14 tahun 2005 menenai guru dan dosen. Salah satu upaya dari UU tersebut ialah meningkatkan profesionalisme guru serta meningkatkan kualitas hidup ekonomi para guru. Seperti kita ketahui jabatan guru adalah jabatan yang paling tidak disenangi di dalam masyarakat modern disebabkan karena pengharagaan ekonominya yang relative sangat kurang dibadingkan dengan profesi-profesi lainya. UU tersebut telah menggariskan upaya-upaya untuk meningkatkan profesi guru sehingga dapat direkrut putera-putera terbaik bangsa untuk menempati profesi yang sangat dihormati itu yaitu untuk mencerdaskan kehdiupan rakyat. 
Menurut saya pemerintah telah memperhatikan hal itu, semuanya perlu proses yang tidak sebentar. Upaya pemerintah menaikan anggaran pendidikan dapat dijadikan bukti. Sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-VI I 2008, pemerintah harus menyediakan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional yang dianggarkan melalui kementerian negara/lembaga dan alokasi anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah, termasuk gaji pendidik, namun tidak termasuk anggaran pendidikan kedinasan, untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan yang menjadi tanggung jawab pemerintah.
Dari sini lah titik tolak awal profesi guru mulai menjanjikan. Profesi ini bukan lagi profesi rendahan seperti pada sebelumnya, dengan usaha pemerintah meningkatkan kesehjateraan itu. Pada Desember 2005 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan bahwa guru adalah tenaga profesional, sama halnya dengan profesi dokter atau pengacara.
Kemudian Presiden mengatakan, pemerintah senantiasa berupaya meningkatkan kesejahteraan guru, baik gaji, tunjangan, maupun kesejahteraan lainnya. Pernyataan presiden tersebut membawa angin segar akan kesehjateraan guru, sekaligus sinyal pemerinah serius memperhatikan profesi ini.
Kesehjateraan guru menjadi hal mutlak guna meningkatkan kualitas pendidikan. Di dalam kehidupan serab terkendala yang berkpenajangan, guru atau siapappun, akan terjerat dalam moralitas negativistik yang tidak mampu menciptakan kegairahan hidup bangsa. Guru yang hidup jauh dari sejahtera, akan mengembangkan falsafah hidup yang hanya memperlemah dan memperburuk masa depan bangsa. Kemiskinan berpotensi menghancurkan pertimbangan akal sehat manusia.
Profesi guru kian hari banyak diburu. Peluang semakin terbuka dibandingkan profesi lain, hal ini dapat dilihat dari jumlah kursi yang tersedia pada setiap tes calon pegawai negeri sipil. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat kita . Bukti menjanjikannya profesi guru terlihat dari banyaknya mahasiswa yang minat di fakultas pendidikan, dan keguruan di beberapa perguruan tinggi
Saat ini fakultas ilmu keguruan sekarang menjadi favorit di sejumlah universitas, sungguh berbeda dengan era saya dulu karena sempat malu mengambil jurusan menjadi guru, peluang dan kesempatan untuk mengembangkan diri semakin terbuka bagi guru seiring dengan tingginya perhatian pemerintah terhadap dunia pendidikan.Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara memberikan alokasi tertinggi bagi dunia pendidikan, di antaranya digunakan untuk kesejahteraan guru dan memperbaiki infrastruktur .
Sebenarnya seorang guru yang terlalu menekankan mencari uang lewat profesi keguruan akan sering mengamai frustasi kaerna gaji guru memang kecil dibandingkan gaji pegawai lain yang setingkat. Kalau seseorang ingin menjadi kaya dengan menjadi guru, hal itu jelas keliru. Mereka seharusnya bisnis saja dan menanggalkan profesi keguruannya. Kepuasan dan kebahagian seorang guru seharusnya terletak pada kegembiraan batin karena anak didiknya berkembang menjadi manusia yang lebih baik.
Seorang yang ingin menjadi guru adalah seorang yang benar-benar ikhlas mendedikasikan hidupnya untuk kepentingan masyarakat, bukan mencari kesempatan darinya. Perhatian pemerintah perlu diapresiasi yang telah beruasaha meningkatkan kesehjateraan guru, sebagai bukti penghargaan yang tinggi. Bagi guru sebaiknya jangan manfaatkan profesi yang tua di muka bumi, dan mulia ini utnuk mengotorinya dengan hal-hal yang menghilangkan nilai-nilai yang ada.
PROUD TO BE A TEACHER

0 comments:

Post a Comment

Trimakasih Atas Komentarnya

  • Blogger news

  • Blogroll

    LOVE YOU